Para Ulama yang mengingkari
perayaan bid'ah ini telah sepakat, demikian juga dengan orang-orang yang
mendukung acara bid'ah ini bahwa Nabi
tidak pernah merayakan maulidnya dan juga tidak pernah menganjurkan atau
memerintahkan hal ini. Para sahabat beliau, para tabi'in dan tabi'ut
tabi'in yang merupakan orang-orang terbaik umat ini serta yang paling
bersemangat mengikuti Sunnah Nabi mereka semuanya tidak pernah merayakan
maulid. Tiga generasi umat Islam yang telah direkomendasi oleh Nabi berlalu dan
tidak ditemui pada saat-saat itu perayaan-perayaan maulid ini. Tapi ketika Daulah Fatimiyyah di Mesir
berdiri pada akhir abad keempat munculah
perayaan atau peringatan maulid Nabi yang pertama dalam sejarah Islam,(
Al-A'yad wa atsaruha alal Muslimin oleh DR. Sulaiman bin Salim As-Suhaimi hal.
285-287. sebagaimana hal ini dikatakan oleh al-Migrizii ).
Dia adalah pendukung kelompok Ubeid Al-Qoddah (Ubeidyyin). Dia bernama
Ahmad bin Ali bin abdul Qodir bin Muhammad bin Ibrahim al-Husaini al-Ubeidi.
Lahir pada tahun 766 H.dalam kitabnya "Al-Mawa'idz wal i'tibar
bidzikri al-Khuthoth wal Aatsar" : Dahulu para Kholifah/penguasa Fatimiyyin
selalu mengadakan perayaan-perayaan
setiap tahunnya, diantaranya adalah perayaan tahun baru, Asy-Syura, Maulid Nabi, Maulid Ali bin Abi Thalib a, Maulid Hasan dan Husein, Maulid Fatimah dll. (Al-Khuthoth 1/490)
Pada tahun 317 H muncul di Maroko sebuah kelompok yang di kenal dengan Fatimiyyun (pengaku keturunan Fatimah binti Ali bin Abi Tholib) yang di pelopori oleh Abu Muhammad Ubeidullah bin Maimun al-Qoddah. Dia adalah seorang Yahudi yang berprofesi sebagai tukang wenter, dia pura-pura masuk ke dalam Islam lalu pergi ke Silmiyah negeri Maroko. Kemudian dia mengaku sebagai keturunan Fatimah binti Ali bin Abi Tholib dan hal ini pun di percaya dengan mudah oleh orang-orang di Maroko hingga dia memiliki kekuasaan.
setiap tahunnya, diantaranya adalah perayaan tahun baru, Asy-Syura, Maulid Nabi, Maulid Ali bin Abi Thalib a, Maulid Hasan dan Husein, Maulid Fatimah dll. (Al-Khuthoth 1/490)
Pada tahun 317 H muncul di Maroko sebuah kelompok yang di kenal dengan Fatimiyyun (pengaku keturunan Fatimah binti Ali bin Abi Tholib) yang di pelopori oleh Abu Muhammad Ubeidullah bin Maimun al-Qoddah. Dia adalah seorang Yahudi yang berprofesi sebagai tukang wenter, dia pura-pura masuk ke dalam Islam lalu pergi ke Silmiyah negeri Maroko. Kemudian dia mengaku sebagai keturunan Fatimah binti Ali bin Abi Tholib dan hal ini pun di percaya dengan mudah oleh orang-orang di Maroko hingga dia memiliki kekuasaan.
Ibnu Kholkhon 4. Dia adalah Ahmad
bin Muhammad bin Ibrahim bin Kholkhon, pengikut madzhab Syafi'i. Dia dilahirkan
tahun 608 H. Seorang ahli sastra Arab dan penyair. Beliau meninggal pada tahun
681 H dan disemayamkan di Damaskus (Pent). berkata tentang nasab Ubeidillah bin
Maimun al-Qoddah : "Semua Ulama sepakat untuk mengingkari
silsilah nasab keturunannya dan mereka semua mengatakan bahwa, semua yang
menisbatkan dirinya kepada Fatimiyyun adalah pendusta. Sesungguhnya mereka itu berasal dari Yahudi
dari Silmiyah negeri Syam dari keturunan al-Qoddah. Ubeidillah binasa pada
tahun 322 H, tapi keturunannya yang bernama al-Mu'iz bisa berkuasa di Mesir dan
kekuasan Ubeidiyyun atau Fatimiyyun ini bisa bertahan hingga 2 abad lamanya hingga
mereka dibinasakan oleh
Sholahuddin al-Ayubi pada tahun 546 H." ( Lihat Firoq Mu'ashiroh
oleh DR Gholib Al-'Awajih 2/493-494.)
Perlu diketahui bahwa kelompok Bathiniyah ini memiliki beberapa nama /
sekte. Diantaranya : Nushairiyah, Duruz, Qoromithoh (Ubeidiyyin/Fathimiyyin),
Ibahiyah, Isma'iliyah dll.
Perlu diketahui bahwa Maimun al-Qoddah ini adalah pendiri madzhab/aliran Bathiniyyah yang didirikan untuk menghancurkan Islam dari dalam. Aqidah mereka sudah keluar dari Islam bahkan mereka lebih sesat dan lebih berbahaya dari Yahudi dan Nasrani. Tidak ada yang bisa membuktikan akan hal ini kecuali sejarah mereka yang bengis dan kejam terhadap kaum muslimin,diantaranya : Pada tahun 317 H ketika mereka telah sangat berkuasa dan bisa sampai ke Ka'bah mereka membunuh jama'ah haji yang sedang berthowaf pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah). Mereka jadikan Masjid Haram dan Ka'bah lautan darah di bawah kepemimpinan dedengkot mereka Abu Thohir al-Janaabi. Abu Thohir ketika pembantaian ini duduk di atas pintu Ka'bah menyaksikan pembunuhan terhadap kaum muslimin/jama'ah haji di Masjid Haram dan dibulan haram/suci. Dia mengatakan : "Akulah Allah, Akulah Allah, Akulah yang menciptakan dan Akulah yang membinasakan" -Mahasuci Allah dari apa yang ia katakan -. Tidak ada seorang yang thowaf dan bergantung di Kiswah Ka'bah melainkan mereka bunuh satu persatu.
Setelah itu mereka buang jasad-jasad tersebut ke sumur zam-zam. Dan mereka cungkil pintu Ka'bah dan mereka sobek kiswah Ka'bah serta mereka ambil hajar aswad dengan paksa. Pemimpin mereka (Abu Thohir) ketika melakukan hal tersebut dia mengatakan : "Dimana itu burung (Ababil), mana itu batu-batu yang (di buat melempar Abrahah)???" Mereka menyimpan hajar aswad di Mesir selama 22 tahun.6 6. Lihat Bidayah wan Nihayah hal. 160-161 oleh Ibnu Katsir. Ini adalah gambaran singkat kekufuran Bathiniyyah
Perlu diketahui bahwa Maimun al-Qoddah ini adalah pendiri madzhab/aliran Bathiniyyah yang didirikan untuk menghancurkan Islam dari dalam. Aqidah mereka sudah keluar dari Islam bahkan mereka lebih sesat dan lebih berbahaya dari Yahudi dan Nasrani. Tidak ada yang bisa membuktikan akan hal ini kecuali sejarah mereka yang bengis dan kejam terhadap kaum muslimin,diantaranya : Pada tahun 317 H ketika mereka telah sangat berkuasa dan bisa sampai ke Ka'bah mereka membunuh jama'ah haji yang sedang berthowaf pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah). Mereka jadikan Masjid Haram dan Ka'bah lautan darah di bawah kepemimpinan dedengkot mereka Abu Thohir al-Janaabi. Abu Thohir ketika pembantaian ini duduk di atas pintu Ka'bah menyaksikan pembunuhan terhadap kaum muslimin/jama'ah haji di Masjid Haram dan dibulan haram/suci. Dia mengatakan : "Akulah Allah, Akulah Allah, Akulah yang menciptakan dan Akulah yang membinasakan" -Mahasuci Allah dari apa yang ia katakan -. Tidak ada seorang yang thowaf dan bergantung di Kiswah Ka'bah melainkan mereka bunuh satu persatu.
Setelah itu mereka buang jasad-jasad tersebut ke sumur zam-zam. Dan mereka cungkil pintu Ka'bah dan mereka sobek kiswah Ka'bah serta mereka ambil hajar aswad dengan paksa. Pemimpin mereka (Abu Thohir) ketika melakukan hal tersebut dia mengatakan : "Dimana itu burung (Ababil), mana itu batu-batu yang (di buat melempar Abrahah)???" Mereka menyimpan hajar aswad di Mesir selama 22 tahun.6 6. Lihat Bidayah wan Nihayah hal. 160-161 oleh Ibnu Katsir. Ini adalah gambaran singkat kekufuran Bathiniyyah
(Sumber :AlFurqon 1431H/2010)
0 komentar:
Posting Komentar