• put your amazing slogan here!

    FATWA ULAMA TENTANG GAMBAR



    Fatwa Sheikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin:

    1 - Pertanyaan:

    Sheikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin ditanya,

    “Apa hukum mengenakan pakaian yang mengandungi gambar?”

    Jawaban:

    Seseorang dilarang untuk mengenakan pakaian yang bergambar haiwan atau manusia, dan juga dilarang untuk mengenakan serban serta jubah atau yang menyerupai itu yang di dalamnya terdapat gambar haiwan atau manusia atau makhluk bernyawa lainnya. Kerana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan hal itu dengan sabdanya,

    ”Malaikat enggan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat lukisan.”

    Maka dari itu hendaklah seseorang tidak menyimpan atau memiliki gambar berupa foto-foto yang oleh sebahagian pihak dianggap sebagai album kenangan, maka wajib baginya untuk menanggalkan foto-foto tersebut, sama ada yang digantungkan di dinding, ataupun yang disimpan dalam album dan seumpamanya. Kerana keberadaan benda-benda tersebut menyebabkan malaikat enggan memasuki rumah mereka. Hadis yang menunjukkan hal itu adalah hadis yang sahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wallahu a’lam. (Rujuk: Ibn Utsaimin, al-Majmu ‘ats-Tsamin, hal. 199)

    2 - Pertanyaan:

    Sheikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin ditanya,

    “Dengan segala hormatnya saya memohon penjelasan anda tentang hukum membuat gambar, sama ada dengan menggunakan tangan (melukis) atau dengan alat pembuat gambar (kamera), apa hukum menggantung gambar di atas dinding, dan apa hukum memiliki gambar hanya sekadar dijadikan sebagai kenangan?”

    Jawaban:

    Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, selawat dan salam disampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta para sahabatnya.Melukis dengan tangan adalah perbuatan yang diharamkan, bahkan melukis adalah termasuk salah satu dosa besar, kerana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat para pembuat gambar (pelukis), sedangkan laknat tidak akan ditunjukan kecuali terhadap suatu dosa besar, sama ada yang digambar untuk tujuan mengungkapkan keindahan, atau yang dilukiskan (dijadikan gambar) sebagai model (bahan bantuan, ed.) bagi para pelajar, atau untuk hal-hal lainnya, maka hal itu adalah haram.
    Tetapi bila seseorang melukiskan (menjadikan gambar) dari bahagian tubuh, seperti tangan saja, maka hal itu diperbolehkan. Adapun mengambil gambar dengan menggunakan alat fotografi, maka hal itu diperbolehkan kerana tidak termasuk pada perbuatan melukis. Yang menjadi pertanyaan adalah: Apa maksud dari pengambilan gambar tersebut? Jika pengambilan gambar (pemotretan) itu adalah yang dimaksudkan agar dimiliki oleh seseorang meskipun hanya dijadikan sebagai kenangan, maka pengambilan gambar tersebut hukumnya menjadi haram, hal itu dikeranakan segala macam sarana bergantung dari tujuan untuk apa sarana tersebut dipergunakan, sedangkan memiliki gambar hukumnya adalah haram. Kerana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahawa malaikat enggan memasuki rumah yang ada gambar di dalamnya, di mana hal itu menunjukkan kepada haramnya memiliki dan meletakkan gambar di dalam rumah.

    Adapun menggantungkan gambar atau foto di atas dinding adalah haram hukumnya sehingga tidak diperbolehkan untuk menggantungnya meskipun sekadar untuk kenangan, kerana malaikat enggan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar. (Rujukan: Fatwa-Fatwa Sheikh Ibn Utsaimin yang beliau tanda tangani, disalin dari kitab al-Fatawa asy-Syar’iyyah Fi al-Masa’il al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama al-Balad al-Haram, Edisi Indonesia “Fatwa-Fatwa Terkini-3”, Penyusun Khalid al-Juraisy, Penerjemah Amir Hamzah, Penerbit Darul Haq)

    3 - Pertanyaan:

    Sheikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin ditanya,

    “Apa hukum memakaikan baju pada anak-anak yang ada gambar bernyawa?”

    Jawaban:

    Ahlul Ilmi (para ulama) menetapkan hukumnya haram memakaikan pakaian pada anak kecil yang dikenakan (dipakaikan) oleh orang dewasa. Pakaian yang bergambar hidup haram dipakai orang dewasa, demikian juga hukumnya tidak boleh dipakaikan untuk anak-anak. Dan memang demikian hukumnya. Sepatutnya kaum muslimin memboikot model/fesyen pakaian yang seperti ini agar orang-orang yang berniat jahat dan rosak tidak menyusup masuk kepada kita melalui sudut-sudut ini. Kalau benar-benar diboikot maka mereka tidak akan menemukan saluran untuk memasuki ke negeri kita. (Majmu’ Fatawa wa Rasa’il, 3/158)

    Fatwa Sheikh Abdul Aziz bin Bazz

    1 – Pertanyaan:

    Sheikh Abdul Aziz bin Baz ditanya,

    “Apa hukum menggantung lukisan di rumah dan tempat-tempat lainnya”?

    Jawaban:

    Hukumnya adalah haram jika gambar tersebut adalah gambar makhluk bernyawa, sama ada manusia atau selainnya... (Rujukan: Ibn Baz, Kitab ad-Da’wah, hal. 19-20. Disalin dari buku al-Fatawa asy-Syar’iyyah fi al-Masa’il al-Ashriyyah min Fatawa Ulama al-Balad al-Haram, Edisi Indonesia - Fatwa-Fatwa Terkini-3, Terbitan Darul Haq)

    2 - Pertanyaan:

    Sheikh Abdul Aziz bin Baz ditanya,

    “Apa hukumnya menyimpan patung di rumah sekadar untuk hiasan dan bukan untuk disembah?”

    Jawaban:

    Seorang muslim tidak diperbolehkan untuk menggantung gambar atau pun menghiasi rumahnya dengan hai wan yang diawetkan, sama ada diletakkan di atas meja ataupun kursi, hal itu disebabkan keumuman hadis dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan tentang haramnya menggantung gambar dan meletakkan patung di dalam rumah atau tempat-tempat lainnya. Kerana benda-benda tersebut merupakan sarana untuk berlaku syirik kepada Allah, dan dalam hal-hal yang demikian terdapat penyerupaan terhadap makhluk ciptaan Allah dan perbuatan tersebut sama seperti perbuatan menentang Allah.

    Adapun perbuatan menyimpan haiwan yang diawetkan adalah perbuatan yang merosakkan, padahal syari’at Islam yang sempurna diturunkan untuk membersihkan segala macam perantara (tawassul) atau sarana yang dapat membawa kepada kemusyrikan dan kesesatan. Hal yang demikian pernah terjadi pada kaum Nuh di mana mereka melakukan kemusyrikan disebabkan lukisan yang menggambarkan lima orang sholeh pada masa mereka. Kaum Nuh memasang/meletakkan lukisan tersebut di majlis-majlis, sebagaimana yang Allah terangkan dalam al-Qur’an dengan firman-Nya,

    ”Dan mereka berkata, Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr’. Dan sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia).” (Surah Nuh: 23-24)

    Maka, kita harus bersikap berhati-hati terhadap penyerupaan orang-orang dalam perbuatan mereka yang mungkar yang dapat menjerumuskan kita kepada kemusyrikan.Dalam sebuah hadis sahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahawa beliau berkata kepada Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu.

    “Janganlah engkau tinggalkan patung kecuali engkau telah membuatnya menjadi tidak berbentuk, dan jangan pula meninggalkan kuburan yang menjulang tinggi (membukit) kecuali engkau meratakannya.” (Hadis Riwayat Muslim dalam al-Jana’iz, no. 969)

    Dalam hadis lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    “Orang yang paling mendapat siksa pada hari kiamat adalah para pembuat gambar (pelukis).” (Hadis Riwayat al-Bukhari dalam Kitab Pakaian, no. 5959. Muslim dalam bab yang sama, 2109)

    Banyak sekali hadis yang menerangkan tentang hal ini. Semoga Allah memberikan petunjuk. ((Rujukan: Ibn Baz, Kitab Ad-Da’wah, hal. 18-19. Disalin dari buku al-Fatawa asy-Syar’iyyah fi al-Masa’il al-Ashriyyah min Fatawa Ulama al-Balad al-Haram, Edisi Indonesia - Fatwa-Fatwa Terkini-3, Terbitan Darul Haq)

    Lain-lain Fatwa (Dipetik/diterjemahkan dari
    http://fatwa-online.com/http://fatwa-online.com/)

    1 - Pertanyaan:

    “Apakah hukum mengambil gambar photografi untuk keperluan atau ditayangkan?”

    Jawaban:

    Mengambil atau membuat gambar yang berupa dari makhluk bernyawa (sama ada manusia atau haiwan) adalah haram, kecuali bagi tujuan yang amat diperlukan/mendesak, seperti untuk dokumen kerakyatan, passport, dan pengenalan identiti penjenayah bagi tujuan menahan (menangkap/memberkas) dan sebarang apa yang seumpama dengan hal tersebut yang mana sememangnya menuntut keperluan. (Fatwa oleh: Anggota Tetap Penyelidikan Islam & Fatwa yang terdiri daripada, Sheikh 'Abdur-Razzaaq 'Afeefee, Sheikh 'Abdullaah Ibn Ghudayyaan, Sheikh 'Abdullaah Ibn Munee', dan Majlis Fatwa al-Lajnah ad-Daa’imah lil-Buhooth al-‘Ilmiyyah wal-Iftaa, Jil. 1, m/s. 660, Persoalan 3 dari fatwa no. 260)

    2 – Pertanyaan:

    “Apakah hukumnya memiliki/membeli majalah yang mana di dalamnya mengandungi gambar?”

    Jawaban:

    Memiliki/membeli majalah yang di dalamnya mengandungi gambar adalah dibenarkan jika tujuannya adalah untuk manfaat dari kandungannya yang di sana mengandungi maklumat berguna. Dan sewajarnya kepada mereka yang memiliki majalah tersebut hendaklah menghapuskan gambar-gambar yang terdapat di dalamnya. Walau bagaimanapun jika tujuan memiliki/membeli majalah tersebut adalah untuk memiliki gambar-gambar yang terdapat di dalamnya, maka untuk itu adalah tidak dibenarkan. (Fatwa oleh: Anggota Tetap Penyelidikan Islam & Fatwa yang terdiri daripada, Sheikh Abdul Aziz bin Bazz, Sheikh 'Abdur-Razzaaq 'Afeefee, Sheikh 'Abdullaah Ibn Ghudayyaan, Sheikh 'Abdullaah Ibn Munee', dan Majlis Fatwa al-Lajnah ad-Daa’imah lil-Buhooth al-‘Ilmiyyah wal-Iftaa, Jil. 1, m/s. 691, Persoalan 2 dari fatwa no. 3079)

    0 komentar:

    Posting Komentar

     

    About

    Blogroll